"AHLAN WA SAHLAN!!!!!


Rabu, 03 November 2010

MAKNA IBADAH

 
BAB I
PENDAHULUAN
      Kehidupan umat islam dewasa ini di warnai oleh fenomena antagorisme yang unik,di satu sisi geliat untuk mempelajari islam tumbuh subur di berbagai daerah dan kalangan. Ratusan penerbit islam  tiap bulan menggelontorkan ribuan judul buku baru dalam beragam tema dan masih banyak lagi buku-buku yang lainnya. Tidak jarang juga buku-buku tentang ibadah. Pada hakikatnya ibadah mencakup banyak aspek, diantaranya ibadah mahdoh dan ghoiru mahdoh. Kemudian dalam makalah ini kami akan membahas pengertian ibadah, macam-macam ibadah, rukun-rukun ibadah, syarat-syarat ibadah, urgensi ibadah dan peranan  ibadah. Tentunya kita semua mengetahui tujuan di ciptakanya manusia adalah untuk beribadah kepada allah SWT semata. Dr. Ibrahim al-buraikan memberikan definisi ibadah sebagaimana berikut: “nama yang mencakup segala sesuatu yang di ridhoi allah dan dicintai-Nya, baik berupa perkataan maupaun perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak,dengan penuh rasa cinta, kepasrahan dan ketundukan yang sempurna. Serta membebaskan diri dari segala hal ang bertentangan dan menyalahinya.”                                                                                                              
Ibadah juga terbagi dalam bab-bab atau pembahsan-pembahasanya. Di anataranya:
v Bab toharoh,
v Bab wudhu,
v Bab mandi,
v  Bab tayamum,
v Bab hukum haid dan nifas,
v  Bab sholat,
v  Bab zakat,
v Bab puasa,
v Bab haji dan umroh
v Dll.




BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Ibadah
      Ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk, sedangkan menurut syara’ ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1.     Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2.     Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3.     Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
4.     Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang di ridhoi Allah dan dicintai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan  yang tampak maupun yang tidak tampak.. dengan penuh rasa cinta, kepasrahan dan ketundukan yan g sempurna, serta membebaskan diri dari segala hal yang bertentanagn dan menyalahinya.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.(Adz-Dzaariyaat : 56-58)
      Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya  hanya  dengan  apa yang  disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).


2.Macam-Macam  Ibadah
      Ibadah memilki memiliki banyak macam, karna mencakup semua macam ketaatan yang pada lisan, anggota badan, dan lahir dari hati. Secara garis besar ibadah terbagi menjadi tiga macam:
1.     Ibadah lisan, yang tercakup di dalamnyaseperti: dzikrullah, bertahmid, takbir membaca al-qur’an, istighfar, berdoa, isti’azah, dakwah dengan dengan lisan dan lain sebagainya.
2.     Ibadah fisik, yang tercakup di dalamnya seperti sholat, shiyam, berjihad, haji, shadaqah, menuntut ilmu dan lain sebagainya.
3.     Ibadah hati, yang termasuk di dalamnya seperti ingat kepada Allah, tawakal, yakin, bersabar, Al-Khouf  (rasa takut), Ar-Roja (rasa harap), Al-Khub (rasa cinta), ridho terhadat kehendak Allah, dan lain sebagainya.
      Bahkan segala kebiasaan yang pada asalnya tidak tergolong dalam bagian ibadah, namun diniatkan semata-mata karena Allah, karena mengharap ridho dan pahala-Nya dan untuk bertujuan  memperkuat ibadah lainya, maka kebiasaan yang seperti itu juga tergolong dalam bagian ibadah, seperti: makan, minum, mencari rizki, menikah, tidur dan segala aktifitas halal yang dilandasi ketakwaan kepada Allah.

3.Rukun Ibadah
     Ibadah memiliki dua rukun yaitu:
1.     Puncak kesempurnaan rasa cinta. Hal ini hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT. Hal ini menuntut seorang hamba untuk mencintai Allah lebih dari cintanya terhadap segala hal selain Allah. Sebagaimana firman Allah:
dan diantara manusia ada orang-orang yang mrnyenbah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat  cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzolim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa(pada hari kamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Qs.Albaqarah:165)

Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yangkamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tingal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan rosulnya-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-oraang yang fasik. (Qs. At taubah  :24)

2.     Puncak kesempurnaan dari ketundukan, ketaatan, dan kepasrahan.
Hal ini juga hanya di tujukan kepada Allah. Puncak ketundukan dan kepasrahan ini menuntut seorang hamba untuk menerima dengan pasrah segala perintah dan larangan Allah tanpa menentang, memprotes, dan meremehkan-Nya. Syari’at Allah harus dahulukan atas semua bentuk  keinginan pribadi, kepentingan kelompok, aturan hukum, dan undang-undang manusia yang menyelisihi-Nya.
      Allah SWT berfirman:
      “Apakah kamu tidak memperhatikan  orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang di turunkan kepada sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah di perintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud  menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejuah-jauhnya.” ( Qs.an-nisa’: 60-61).
      Kedua rukun diatas harus terpenuhi, agar amal perbuatan seoarang hamba bernilai ibadah di mata Allah SWT. Seorang yang mengaku cinta kepada Allah namun tidak mau tunduk kepada Allah, tidaklah disebut baribadah kepada Allah. Justru, pengakuan cinta tanpa ada ketundukan tersebut dalah dusta belaka. Sebagaimana firman Allah SWT:
      “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasishimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah mha pengampun lagi mah penyayang. Katakamlah taatilah Allah beserta rosul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. ( Qs. aL-imron  : 31-32)
      Demikian pula ketundukan fisik  yang kosong dari rasa cinta dan pengagungan kepada  Allah tidak bisa disebut sebagai ibadah. Kosongnya hati dari rasa cinta menunjukkan adanya rasa sombong dan meremehkan Allah. Sebagaaaaimana firman Allah SWT:
“dan Rabbmu berfirman: berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu! Sesungguhnya orang-oreang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Qs al-mukmin: 60)
4.Syarat-Syarat Ibadah
     Dalam kita melaksakan ibadah tentunya memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi karna apabila salah satu syarat itu tidak terpunuhi maka ibadah yang kita lakukan akan sia-sia. Adapun syarat-syarat dalam beribadah kepada Allah diantaranya adalah:
1.     Kebulatan tekad
      Kebulatan tekad, yaitu bersungu-sungguh, serius, dan bersemangat dalam melaksanakan perintah Allah  semampu kita dan meninggalkan larangan Allah dengan kesungguhan dan sepenuh hati kita. Dengan  berusaha  sekuat  tenaga untuk menyingkirkan sifat malas dan berlamban-lamban dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranga-Nya. Kemudian dalam hal ini Allah SWT menjelaskan tentang kebulatan tekad ini dengan firman-Nya: “diantara orang-orang mukmin itu ada yang orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur, dan dianatar mereka (pula) ada yang menunggu-nunggudam mereka sedikitpun tidak merubah  ( janjinya).” (Al-ahzab:23)
      Dari Abu Hurairoh,ia berkata: Rosulullah Saw bersabda: “ seorang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan di cintai atas seorang mukmin yang lemah,walau masing-masing mempunyai kebaikan. Oleh karena itu, bersemangatlah untuk meraih hal yang bermanfaat,mintalah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat...!” ( Hr. Muslim).
2.     Ikhlas
Ikhlas, yaitu memurnikan tujuan ibadah hanya untuk meraih ridho Allah dan mendapatkan balasan di akhirat kelak, menujukan ibadah hanya kepada Allah, dan membersihkan dari tujuan-tujuan selain Allah, seperti ingin meraih kepentingan duniawi dan pujian manusia.sebagaimana firman Allah swt : Sesunguhnya kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. ( Qs az-zumar:2)
      Dari Umar bin Khatab, ia berkata: “aku mendengar Rasulullah bersabda: “amal-amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapat(balasan) sesuai apa yang di niatkan”. Dari sinilah kenapa  ikhlas dalam beribadah sangat di pentingkan dalm mengerjakan segala perbuatan, karena dengan keikhlasanlah yang akan menentukan amal-amal ibadah kita di terima Allah SWT.
3.     Mutaba’ah kepada Rosulullah Saw
Harus sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw dan syariat beliau( mutabaah). Yaitu al-qur’an dan as-sunnah. Allah SWT berfirman: Katakanlah “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku! Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang. Katakanlah:” katakanlah taatilah alla berserta rosulnya! Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”( Qs. Al-imron: 31-32).
      Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata: “Agama itu berkumpul pada dua pokok persoalan, yaitu tidak ada dzat yang berhak diibadahi selain Allah dan Allah tidak diibadahi kecuali dengan syari’at yang ditetapkan oleh-Nya, bukan diibadahi secara bid’ah. se bagaimana firman Allah : “barangsiapa mengharap perjumpaan dengan rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada rabbnya.” (Qs. Al-kahfi:11).
      Demikian realisasi dari syahadatain: LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADU ROSULULLAH.
5.Urgensi Dan Peranan Ibadah
      Ibadah mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat urgen dalam pandangan islam diantaranya ialah:
1.     Ibadah merupakan tujuan pokok dari di ciptakanya jin dan manusia. (Qs. Az-zariyat :56).
2.     Ibadah merupakan tujuan utama di utusnya para nabi dan rosul dan di turunkanya kitab suci. (Qs.An-nahl:36, Al-anbiya’  :25. Al-mukminun :51-52).
3.     Ibadah merupakan perintah Allah kepada Rasulullah Saw dan seluruh umat manusia dan jin selama nyawa masih bersatu dengan raga. (Qs. Al-hijr :99).
4.     Ibadah merupakan aktifitas hidup para malaikat yang mulia di sisi Allah. (Qs.AL-anbiya’:19-20, Al-a’rof:206).
5.     Ibadah merupakan maqom (kedudukan) yang paling tinggi yang diberikan Allah kepada Rasulullah Saw sebagai hambanya (abdun:pelaku ibadah) saat menerima wahyu Al-qur’an. (Qs. Al-baqarah:23, Al-furqon:1, Al-kahfi:1).
6.     Juga pada saat nabi mengalami isra’. (Qs.al-isra’:1).
7.     Ibadah merupakan maqoam para nabi dan rasul. (Qs.shad:17,30,41,45, Qs.az-zukhruf:59).
8.     Ibadah merupakan sifat utama penduduk syurga. (Qs.al-insan:6).
9.     Orang-orang yang tidak mau beribadah akan masuk kepada neraka jahannam. (Qs. An-nisa’:172-173, Qs.al-mukmin:60).
10.          Orang-orang yang tekun beribadah akan terselamatkan dari bujuk rayu syetan. (Qs al-hijr:42,an-nahl:99-100).
11.           Ibadah yang di tunaikan secara sempurna dengan di sertai kesadaran penuh akan pengawasan Allah (Al-ihsan) merupakan puncak maqam agama, di atas maqam Islam dan Iman. Saat di tanya tentang Ihsan oleh Malaikat Jibril, Rasulullah Saw menjawab: “engkau beribadah kepada Allah SWT seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melhat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu.”( muttafaqun alaihi).
12.          Ibadah merupakan satu-satunya sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Qs. Al-anbiya’:73, Al-mukminun:57-61).

6.Dasar-Dasar Ibadah
      Ibadah di bangun atas tiga dasar, yaitu Al-Hubb(rasa cinta), Al-Khauf(rasa takut), dan Ar-Raja’(rasa harap).
1.AL-HUBB(rasa cinta)
      Yaitu adanya rasa cinta yang sangat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kecintaan dalam hal beribadah kepada-Nya. Ia selalu mendahulukan segala hal yang datang dari-Nya. Dalam hal ini seorang hamba harus memilki tiga maqam yaitu:
1.  Maqam Takmil(penyempurnaan), yaitu hendaknya seorang hamba menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain. Maka tidak cukup hanya denaga asal cinta dan permulaanya,namun juga harus diiringi denagn puncak dan kesempurnaan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
2.  Maqam Tafriq(pembedaan),yaitu seorang hamba dalam mencintai saudaranya berdasarkan cinta kepada Allah, demikian pula ia tidak membencinya kecuali juga karena Allah. Ia harus mampu membedakan antara apa yamg ia cintai dengan apa yang ia benci.
3.  Maqam Daf’uh dhidd(penolakan terhadap lawan), yaitu hendaknya seorang hamba harus membenci segala hal yang bertentangan dengan cintanya kepada Allah. Ia harus menjadikan kebencian tersebut sebagaimana kebencianya untuk di lempar ke dalam api neraka.
 Maka rasa cinta kepada Allah  tidak akan mungkin terwujud kecuali  dengan menyerahkan loyalitas kepada-Nya, dengan jalan Tazkiyyatu Nafs(pensucian diri) untuk membenci apa yang di benci Allah dan mencintai apa-apa yang di cintai Allah. “ada tiga perkara yang apabila terkumpul pada diri seseorang, niscaya ia akan meraih nikmatnya keimanan. Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari apapun, seorang mencintai orang lain semata-mata karena Allah( yaitu karena keimanan dan amal shalihnya kepada Allah), dan benci kembali kepada kekafiransetelah Allah menyelamatkanya dari kekafran sebagaimana ia tidak suka apbila di lempar ke dalam neraka.”
2.AL-KHAUF( rasa takut)
      Yaitu adanya rasa takut yang sangat kepada Allah, sehingga tidak ada sesuatupun yang lebih ia takuti daripada Allah, murka-Nya, dan adzab-Nya. Rasa takut yang menyebabkan seorang tunduk, patuh, dan taat kepada sesuatu yang ia takuti adalah bagian dari ibadah yang hanya boleh di tujukan kepada Allah. Rasa takut ini merupaka bagian yang harus ada agar iaman dan ibadah seorang hamba menjadi benar dan lurus. Allah SWT berfirman: “sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti(kamu) dengan kawan-kawanya(orang-orang musyrik quraisy), karena  itu janganlah  kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku,jika kamu benar-benar orang yang beriman.(qs. Al-imron:173).  
3.AR-RAJA’ (rasa harap)
      Yaitu harapan untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah berupa ridho, pahala, dan surga-Nya tanpa rasa putus asa. Dengan adanya harapan terhadap karunia-karunia Allah yang agung ini, seorang hamba akan semangat untuk beramal shalih dan menjauh segala kemaksiatan. Pada dasarnya, rasa harapm ada dua macam:
1.     Rasa harap hamba yang melakukan kebaikan untuk diterima, diridhoi, dan dibalas oleh Allah dengan pahala dari sisi-Nya.
2.     Rasa harap hamba yang melakukan amal keburukan untuk diterima taubatnya.
 Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Az-zumar:53)




     

BAB IV
PENUTUP
      Demikianlah pembahasan mengenai seputar makna dari ibadah, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Selanjutnya mari kita diskusikan bersama.

DAFTAR PUSTAKA
Ammar Abu dan Al Adnani Abu Fatiah,Mizanul Muslim jilid 1,Jawa Tengah:Cordova Mediatama2009.

0 komentar: