"AHLAN WA SAHLAN!!!!!


Rabu, 11 Mei 2011

TAFSIR AYAT-AYAT "RAHMAT" DALAM AL-QUR'AN

BAB I
Pendahuluan
Subhanallah! Maha suci Allah yang memberi petunjuk kepada ciptaan-Nya dengan berupa kitab-kitab yang berbentuk tulisan dan berupa ayat-ayat yang menghampar dan membentang yakni segala isi alam baik di bumi maupun di langit dan celakalah bagi hambaNya yang jauh dari rahmatNya, karena dengan rahmatNyalah manusia dapat memandang segala bentuk yang tidak menyenangkan menjadi sebuah petunjuk yang kelak mengantarkannya kepada jalan menuju Rabbnya. ia akan selalu ridho dengan setiap apa yang diberikan kepadanya, kebaikan akan ia syukuri dan ia akan bersabar setiap keburukan yang menimpa dirinya. Oleh sebab itula Rosulullah menyebut umaatnya dengan sebaik-baik ummat. Manusia seperti inilah yang menjadikan Rosulullah berbangga diri.
Shalawat serta salam tak henti-hentinya didengungkan oleh sekian banyak umat Islam dari segala penjuru dunia. Beliau patut diteladani dan dijadikan pigur bagi setiap insan yang hendak mendapatkan petunjuk dari Sang Pemberi Petunjuk, bagi setiap insan yang hendak mendapatkan rahmat dari Sang Pemilik rahmat. Dengan meneladani beliau berarti kita telah berada pada jalan yang tidak akan pernah mengantarkan kita kepada kesesatan tanpa arah. Beliau adalah kompas kehidupan yang diutus sebagai penunjuk jalan juga terhiasi dengan akhlak yang mulia. Setiap keputusan dan tindakan beliau adalah tafsiran ayat suci al-qur’an, suci dan jauh dari sifat salah. Karena beliau mendapat pendidikan langsung dari yang Rabbul ‘Alamien.
Jika demikian, bila kita mengikuti dan meneladani segala sifat beliau secara tidak langusng kita telah menyingkap dan mengamalkan tafsiran dari ayat-ayat Allah yang tersirat pada diri Rosulullah.


BAB II
Pembahasan

  1. Interpretasi Kata Rahmat

Di dalam al-qur'an kata ar-rahman terulang sebanyak 57 kali, sedangkan ar-
rahim sebanyak 95 kali. dan kata rahmat terdapat sebanyak 70 kali.
Ar-rahman dan Ar-rahim diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang Maha Pengasih atau Maha Pemurah, dan Maha Penyayang. Kedua berasal dari kata Ar- rahmat[1].
Tanpa dipungkiri oleh banyak orang, bahwa al-qur'an tak ubahnya seperti permata yang memancarkan sinar dalam setiap sudutnya. Begitu pula halnya dengan al-qur'an. Selalu memberkan makna baru bagi setiap yang menarsirkannya tentunya tanpa mengubah makna yang terkandung di dalamnya dan tanpa mengurangi nilai- nilai juga pesan yang hendak disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk.
Semakin dikaji ayat perayatnya maka akan semakin muncul dan terungkap hal-hal baru sehingga terungkaplah pesan-pesan yang tersirat. Banyak ulama berpendapat bahwa kata ar-rahman dan ar-rahim keduannya merujuk dari akar kata yang sama, yakni Rahmat, namun ada juga yang berdapat bahwa kata Ar-Rahman tidak berakar kata[2]. Itulah alasan mereka yang berpendapat bahwa Ar-rahman tidak memiliki akar kata. Sementara ulama penganut paham ini melanjutkan bahwa kata Ar-rahman, pada hakekatnya terambil dari bahasa Ibrani dan karena itu kata tersebut dalam Basmalah dan dalam surah Al-Fatihah disusul dengan kata Ar-rahim, yakni sebagai penjelas maknanya[3].
Pada lain kesempatan banyak para ulama yang berpendapat bahwa baik Ar- rahman maupun Ar-rahim keduannya terambil dari akar kata "rahmat", dengan alasan bahwa "timbangan" kata tersebut dikenal dalam bahasa Arab. Rahman setimbang dengan fa'lan dan rahim dengan fa'il. Timbangan "fa'lan" biasanya menunjukan kepada kesempurnaan atau kesementaraan. Jika demikian Ar-rahman tidak dapat disandang kecuali oleh Allah SWT. Seperti disebutkan di dalam al-qur'an Dia Allah menyebut diriNya dengan nama Ar-Rahaman, "katakan; Serulah Allah atau serulah Ar-Rahaman. Dengan nama yang sama saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna nama-nama yang terbaik" (Q.s. Al-Isra' 17:110). Dan pada ayat lain ayat al-qur'an, "Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah kami utus sebelun kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Ar- Rahman (Allah yang Maha Pemurah)?" (Az-Zukhuruf 43:45). Sedangkan timbangan "fa'il" menunjuk kepada kesinambungan dan kemantapan. maka sebab dari inilah, sehingga tidak ada bentuk jamak dari kata rahman, karena kesempurnaan-Nya.
Konsep rahman (rahmat) memerlukan adanya objek rahmat, seseorang atau sesuatu yang membutuhkan. Yang pada akhirnya akan dipuaskan oleh Yang Maha Pengasih tanpa adanya niat, pilihan, keinginan, atau permintaan dari yang membutuhkan. Karena rahmat tersebut bersumber dari yang Maha Pengasih yaitu kesempurnaan Rahmat, Dia tidak hanya menghendaki diputuskannya kebutuhan orang yang membutuhkan, tetapi juga benar-benar memutuskannya[4].
Allah SWT dinamai juga dengan "Arhamurrahmin", yang paling Pengasih di antara seluruh yang Rahim/Pengasih, bahkan Al-qur'an Dia disifati pula sebagai "Khairur Rahimin", Sebaik-baik Pengasih (Q.s. Al-Mukminun 2:118)[5].
Menurut Muhammad Sami bahwa, Ar-rahman adalah" Zat Yang Maha Menutupi (merahasiakan dosa-dosa hamba-Nya) di dunia", sedangkan Ar-rahim itu maksudnya adalah " Zat yang mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di akhirat"[6]. Dia menutupi kesalahn hambaNya dengan kebesaran rahmatNya Ia juga mengampuni hambaNya yang berbuat dosa dengan keluasan rahmatNya.
Sementara Abdullah bin Mubarak menambahkan bahwa dalam Ar-rahman itu mengandung pengertian jika diminta Dia memberi, sedangkan Ar-rahim, jika tidak diminta Ia Marah". Bahkan dilain kesempatan Ia Allah akan menilai ada kesombongan pada diri hambaNya jika tidak mau berdoa, karena dengan berdo'a seorang hamba menunjukan kelemahanya sebagai makhluk yang tidak mempunyai kekuatan, Dia Allah akan sangat merasa senang dan memandang dengan pandangan rahmat jika hambanya memanjatkan do'a kepadaNya. Juga tambaha Al-Suda bahwa, Al-rahman itu adalah melenyapkan kesulitan, dan Al-rahim itu mengampuni dosa"[7]. Tanpa kita sadari kita baru akan membutuhkanNya jika kita berada dalam suatu kesulitan, maka dari itu bersyukurlah jika kita ditimpa suatu kesulitan.

  1. Jenis-Jenis Rahmat Yang Diturunkan Allah Kepada Hambanya

            Apa saja yang dijelaskan di dalam al-qur'an yang termasuk ke dalam
rahmat Allah SWT, yakni terdiri atas aspek-aspek sebagai berikut.
  1. Sesuatu yang diharapkan"(17:57)
               "Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

  1. Rahmat yang diturunkan dan disebarkan berupa turunya hujan (42:28)

               “Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan
menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.
  1. Rahmat yang berupa pembalasan dengan wajah yang berseri-seri di akhirat,
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula
muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya
(kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?
Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang
yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga);
mereka kekal di dalamnya.
  1. Rahmat yang diawali dengan tiupan anging yang membahagiankan, (7:57)
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya
(hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab
hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
  1. Menafkahkannya untuk mendekatan diri kepadaNya, (9:99).
      "Dan di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya
(di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai
jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu
adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah).
Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga) Nya;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

  1. Dengan menjadikan malam dan siang hari sebagai kenikmantanNya, (28:73)

"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
  1. Tak ada yang dapat menahannya, (39:38)
            "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat- Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.

  1. Rahmat yang berupa keberuntungan yang bersar, (45:30)
"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). itulah keberuntungan yang nyata.
  1. yaitu dengan tidak tergolong pada orang yang merugi, (2:64)
            "Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau
tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong
orang-orang yang rugi.

  1.  Balasan yang berupa ketaqwaan, (57:28)
            "Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat- Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,


  1.  Dengan lemah lembut, (3:159)

            "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

  1. Tidak tersesat dan tidak kena bahaya, (4:113)
            "Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikit pun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu

  1. Dibebaskan dari azab, (24:14)
            "Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua
di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena
pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

  1. Dengan dikaruniakanNya berupa keturunan, (19: 20-21)
            "Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki- laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!". Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."

  1. Dilenyapkannya penyakit dan dilapangkannya keluarga, (21:84 dan 38:43)
"Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
 "Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.

  1. Diturunkannya al-qur'an, (28:86)
            "Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Qur'an diturunkan
kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-
orang kafir.

  1. Diselamatkannya dari penenggelaman, (36:43-44)
    "Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
  1. Pembatalan aszab karena keberadaan Rasulullah, (48:25)
            "Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidilharam dan menghalangi hewan kurban sampai ke tempat (penyembelihan) nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki- Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.

  1. Dan pengutusan para Rasul-rasul, (44:5)
            "(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami
adalah Yang mengutus rasul-rasul. sebagai rahmat dari Tuhanmu.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dari sekian banyak ayat berbicara tentang rahmat yang penulis paparkan, tentu masih sangat jauh dari menuju pada sempurnaan. Tapi insyaallah penelitian terhadap ayat tersebut terus menuju pada kesempurnaan, sehingga akan semakin banyak hikmah-hikmah yang teresirat dapat terungkapkan dan pada akhirnya nilai kesempurnaan al-qur'an akan semakin bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan manusia dan menjadikannya sebagai petunjuk untuk mendekatkan diri kepa-Nya. Karena dengan memahami setiap ayat-ayat al-qur'an, maka akan semakin menjauhkan manusia dari perasangka buruk kepada setiap hal yang menimpa dirinya. tentunya pandai mengambil hikmah dibalik setiap musibah dan bencana yang menerpa, juga dapat membimbing manusia agar pandai dalam mensyukuri nikmat dari sang Pemberi Rahmat.
Beragam bentuk rahmat yang diberikan Allah kepada mahkluhnya, baik berpa kesenagan, penderitaan dan kedudukan agar kiranya tidak membuat manusia semakin jauh dari mendekatkan diri kepada-Nya. Betapa banyak orang yang berilmu tapi semakin jauh dari petunjuk Allah.
Disini penulis akan sedikit memaparkan ayat-ayat yang menunjukan tentang bagaimana cara untuk mendapatkan rahmat itu sendiri. Dari sekian banyak ayat-ayat tersebu diantranya adalah:
·         Dengan cara beriman, berhijyah dan ber-jihad fi sabilillah, (2:218)
·         Menjadi muhsinin, (7:56 dan 12:56)
·         Dapat memberikan peringatan, (28:46)
·         Banyak beribadat di waktu malam dan takut kepada hari akhirat, (39:9)
·         Tidak berputus asa, (39:53)
·         Memperbanyak memanjatkan do'a, (27:19)
·         Beramal soleh, (45:30)
  • Menjadi shalihin, (21:75)
  • Bertaqwa dan mengimani ayat-ayat-Nya, (7:156)
  • Takut pada siksa Allah dihadapan maupun yang akan datang, (36:45)[8]


BAB III
Kesimpulan
" Tuhan menciptakan seratus belas kasih pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, yang setiap belas kasih itu akan mengisi tempat antara langit dan bumi. Diantaranya Dia menempatkan satu belas kasih di bumi, dengan itu seotang ibu menjadi condong pada anaknya, dan burung-burung serta hewan-hewan menjadi condong satu sama lainnnya, ketika hari kebangkitan tiba, Dia akan melengkapi semua belas kasih itu dengan belas kasih (yang satu) ini[9]
Pada hari kiamat setiap mahluk ingin mendapatkan rahmat, bahkan iblis sekalipun berharap memperoleh pengampunan-Nya. Kita lihat dalam kehidupan sejak Adam diciptakan hingga sekarang nikmat Allah selalu diberikan kepada seluruh mahluk-Nya namun tidaklah mengurangi luasnya rahma Allah.
Rahmat Allah meliputi segala sesuatu begitupun perhatian-Nya baik yang tanpak maupun yang tidak tanpak seakan-akan dunia ini menjadi meja besar tempat rahmat dan pemberian Yang Maha Kuasa.











            [1] Didalam sebuah hadits Qudsi dinyatakan bahwa Allah SWT. Berfirman,”Aku adalah Al-arahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Mu, siapa yang menyambungnya (silaturrahim) akan Ku-sambung (rahmat-Ku)untuknya dan siapa memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku untuknya),(HR.Abu Daud dan Al-Tirmidzi melalui Abdurrahman bin ‘Auf). Lihat Sulaiman Al-Kamayi, 99 Kecerdasan: Cara Meraih Kemenangan Dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah.(Jakarta:Hikmah.Cet.III.2005)

            [2] Hal yang demikian inilah orang-orang musyrik tidak mengenal siapa Ar-rahman. Seperti yang terdapat dalam firman-Nya, "apabila diperintahkan kepada merekan sujudlah kepada Ar-rahman ,
mereka berkata/bertanya: siapakah Ar-rahman itu? Apakah kami berssujud kepada susuatu yang
engaku perintahkan kepada kami? Perintah ini menambah mereka engga/menjauhkan diri dari
keimanan" (Q.S. Al-Furqan 25-60). M. Quraish Shihab, " menyingkap tabir illahi: asmaul husna dalam
perspektif al-qur'an, (Jakarta: Lentera Hati. Cet. 2003). Hal. 16

                [3] Ibid. hal. 16
            [4] lihat Sulaiman Al-Kumayi Lihat Sulaiman Al-Kumayi, 99Q Kecerdasan: Cara Meraih Kemenangan
Dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah. (Jakarta: Hikmah. Cet. III. 2005). Hal. 13.
yang dikutip dari Laleh Bahktiar, Meneladani Akhlak Allah Melalui Al-Asm' Al-Husna, penterj.
Femmy Syahrani. ( Bandung: Mizan, 1996), hal. 275
               
            [5] M. Quraish Shihab, " menyingkap tabir illahi: asmaul husna dalam perspektif al-qur'an, (Jakarta:
Lentera Hati. Cet. 2003). Hal. 17

[6] Ibid
[7] lihat Sulaiman Al-Kumayi Lihat Sulaiman Al-Kumayi, 99Q Kecerdasan: Cara Meraih Kemenangan
Dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah. (Jakarta: Hikmah. Cet. III. 2005). Hal. 13.
yang dikutip dari Laleh Bahktiar, Meneladani Akhlak Allah Melalui Al-Asm' Al-Husna, penterj.
Femmy Syahrani. ( Bandung: Mizan, 1996), hal. 14.

[8] Baca Muhammad Djarot Sensa, Komunikasi Qur’aniyah: Taszabbur Untuk Pensucian Jiwa,
(Bandung: Pustaka Islami, 2005). Hal. 300.

            [9] Lihat Sulaiman Al-Kumayi, 99Q Kecerdasan: Cara Meraih
Kemenangan Dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah. (Jakarta: Hikmah. Cet. III.
2005). Hal.. 15. dikutit dari. Sachiko Murata, The Tao Of Islam: Kitab Rujukan Tentang Relasi Gender
Dalam Kodmologi Dan Teologi Islam, (Bandung: Mizan, 1996), hal. 275

0 komentar: